Rabu, 12 Desember 2012

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR



MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
“ HUBUNGAN ANTARA MANUSIA,IPTEK,KESEJAHTERAAN,MORALITAS DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN “


KELOMPOK 7 :
1.      DWI AGUST SURYANI ( RRA1C311O12 )
2.      ELISHA H A SIMAMORA ( A1C311064 )
3.      SUPRIYONO ( RRA1C310002 )
4.      SURIYANI (A1C311041 )
5.      SYAMIAH ALFI ( A1C311069 )
6.      STHEPANI PUTRI S ( A1C311024 )

DOSEN PENGAMPU :
Drs. BUDIHARJO,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013


KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum,wr,wb

      Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “ Hubungan antara Manusia, IPTEK, Kesejahteraan, Moralitas dan Kerusakan lingkungan “, dalam Mata Kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Makalah ini di buat sesuai dengan tujuan yang akan di capai pada setiap perkuliahan yang di laksanakan.
      Dengan menyelesaikan Makalah ini, tidak jarang kami menemui kesulitan. Namun kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya.  Dengan selesainya makalah ini, Semoga dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.
       Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran, dari semua pihak yang membaca. Kritik dan saran yang akan anda berikan akan berguna bagi kami untuk membuat makalah menjadi lebih baik . terima Kasih
   Wassalamu’alaikum Wr. Wb

                                                                                                Jambi,11 Desember2012

                                                                                                                                              penulis














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN
   1.1. Latar Belakang Masalah
   1.2. Rumusan Masalah
   1.3. Tujuan Masalah

II.PEMBAHASAN
A.      Hakikat dan Makna Lingkungan bagi Manusia
B.      Kualitas Lingkungan dan Penduduk Terhadap Kesejahteraan
1.      Hubungan lingkungan dan Kesejahteraan
2.      Hubungan manusia dengan lingkungan dan kesejahteraan
C.      Teknologi
D.     Kerusakan Lingkungan
E.      Moralitas

III.PENUTUP
1.      Kesimpulan
2.      Saran

DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG MASALAH       
       Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan sebutan bagi kemajuan zaman sekarang ini. Dari tahun ke tahun, IPTEK sudah semakin maju dan menjadi pengaruh pada kehidupan manusia. IPTEK pada zaman sekarang sudah semakin maju sehingga bisa membantu pekerjaan manusia. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika manusia yang hidup pada zaman sekarang juga mengikuti perkembangan IPTEK tersebut dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
        Perkembangan iptek juga tentunya membawa pengaruh pada lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial-budaya. Pengaruh-pengaruh itu tentu tak lepas dari sisi positif dan sisi negatif. Pengaruh positif dan pengaruh negatif itu lah yang akan ditelusuri dalam makalah ini. Karena sesungguhnya manusia juga tentu tidak bisa lepas dari pekembangan iptek dan untuk itu manusia hanya perlu menyesuaikan perkembangan itu agar tetap sesuai dengan fungsi alamaiahnya dan fungsi moralnya dalam lingkungan.
Salah satu fungsi Iptek adalah untuk mempermudah kehidupan manusia, melancarkan, efisien, dan efektif, sehingga kehidupannya menjadi lebih bermakna dan produktif. Dalam hal ini pengetahuan manusia dapat dikembangkan karena kedua hal. Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi ingormasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang merupakan kemampuan menalar. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar- benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun, manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Kesejahteraan adalah kemampuan manusia untuk mencapai suatu kebahagian hidup walaupun tanpa ada harta yang lebih. Kesejahteraan manusia sekarang sudah mulai terganaggu akibat modernisasi yang terus merebut semuanya. Kesejahteraan pada setiap manusia harus ada karena menentukan sikap tentang hidup ke arah yang positif.
   
 Moralitas sangat di butuhkan oleh manusia kerena berkaitan dengan tingkah laku, kepribadian,kebaikan dan segala hal yang ada pada diri setiap manusia.Moral pada setiap manusia harus di jaga berhubungan dengan norma,hukum dan adat istiadat pada setiap kehidupan.

 Kerusakan lingkungan yang d sebabkan kemajuan Teknologi akan membuat kesejahteraan setiap manusia akan hilang. Lingkungan yang di harapkan mampu membuat manusia akan bergantung padanya karene lingkungan atau alam memberikan sumber penghidupan bagi siapa pun. Lingkungan sangat berperan penting bagi setiap makhluk yang hidup dan tidak terkecuali bagi manusia.



1.2.RUMUSAN MASALAH

1.      Manusia dan lingkungan ?
2.      Manusia,lingkungan dan kesejahteraan ?
3.      Perkembangan teknologi ?
4.      Dampak positif dan negatif dari teknologi ?
5.      Penyebab Kerusakan lingkungan ?

1.3.TUJUAN MASALAH

1.      Menjelaskan hubungan antara manusia, IPTEK, Kesejahteraan, Moralitas dan kerusakan lingkungan.
2.      Menambah pengetahuan tentang mausia, IPTEK, kesejahteraan, Moralitas, dan kerusakan lingkungan.



















BAB II
PEMBAHASAN


A.     HAKIKAT DAN MAKNA LINGKUNGAN BAGI MANUSIA

Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut :
1.        Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan
2.        Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusi
3.        Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiami
4.        Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia
5.         Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.

B.      KUALITAS LINGKUNGAN DAN PENDUDUK TERHADAP KESEJAHTERAAN

1.      Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diambil kesipulan bahwa ada hubungan yang erat antara lingkungan dengan manusia. Lingkungan memberikan makna atau arti pentin bagi manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian, lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.

2.      Hubungan Manusia dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Pertumbuhan manusia akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Manusia dengan segala aktifitasnya akan memberikan dampak terhadap lingkungan. Demikian pula makin menignkatnya upaya pembangunan menyebabkan makin meningkat dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Lingkungan hidup bisa berdampak positif dan negative bagi kesejahteraan penduduk.
Perubahan positif pada lingkungan tersebut tentu saja dapat memberikan keuntungan dan sumber kesejahteraan bagi penduduk. Perubahan negative pada lingkungan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup. Dalam hal ini maka akan terjadi pencemaran lingkungan, masalah kehutanan, erosi dan banjir, tanah longsor, menipisnya lapisan ozon dan efek rumah kaca. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk.
Di Indonesia berhasil diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
a)      Terus menurunnya kondisi hutan Indonesia.
b)       Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai).
c)      Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak.
d)      Citra pertambangan yang merusak lingkungan.
e)       Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity).
f)       Pencemaran air semakin meningkat.    
g)       Kualitas udara semakin menurun, khususnya di kota-kota besar

C. TEKNOLOGI                                                                                                                                               
            Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang yang memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
           Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.

         Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.” Pengertian teknologi secara umum adalah:
• Proses yang meningkatkan nilai tambah
• Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
• Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan

         Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana dan aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani lingkungannya.

         Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.

        Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat mendatangkan kemakmuran materi. Adanya perkembangan IPTEK menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru. Di mulainya suatu era sering kali ditandai dengan mulai digunakannya suatu bahan baru pada suatu peradaban, misalnya : Zaman Batu, Era Perunggu, dan Era Besi. Teknologi Bahan bisa dikatakan merupakan salah satu teknologi yang paling tua dalam peradaban, dan merupakan pendahulu dari cabang tenologi lainnya. Di bawah ini adalah berbagai macam bidang utama teknologi :
 - Ilmu Terapan Kecerdasan Buatan
 - Olahraga dan Rekreasi
 - Informasi dan Komunikasi
 - Industri Konstruksi
 - Militer atau Bom
 - Rumah Tangga
 - Teknik
 - Kesehatan dan Keselamatan
 - Transportasi Angkasa Luar

     Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan :
  1. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
  2. Meningkatkan kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya.

       Manusia sebagai Subyek dan Obyek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia bebagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat memanfaatkan dalam berbagai bidang,

        Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.

       Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

       Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.

        Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan.                                  Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.

   1. Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli
        Sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana
Teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah .
       Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia .
       Teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia .
Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
     Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi dunia terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu :
    1) Pesawat terbang
    2) Maritim dan perkapalan
    3) Alat transportasi
    4) Elektronika dan komunikasi
    5) Energi
    6) Rekayasa
    7) Alat-alat dan mesin pertanian
    8) Pertahanan dan keamanan
       Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
            Bagi masyarakat sekarang, IPTEK sudah merupakan suatu religion. Pengembangan IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
IPTEK diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.    Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
         Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
         Dengan adanya perkembangan IPTEK manusia medapatkan berbagai kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Bahkan saat sekarang ini hampir setiap orang itu tidak bisa terpisah dari adanya teknologi, setiap orang memanfaatkan alat komunikasi langsung jarak jauh seperti HP untuk berhubungan dengan orang lain yang berjauhan. Orang kalau ingin bepergian ke luar negeri tidak lagi memerlukan waktu yang lama, karena mereka tinggal naik pesawat terbang, dengan beberapa menit saja mereka sudah sampai di tempat tujuan yang dituju, selain itu berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan dengan menggunakan banyak tenaga manusia untuk mengerjakannya, kini dengan adanya perkembangan IPTEK semuanya itu dapat teratasi dengan penggunaan tenaga mesin untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan waktu yang relative lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia secara manual.
          Dengan demikian dapat dipahami bahwa adanya perkembangan IPTEK, manusia sangat banyak terbantu untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi disisi lain manusia juga harus sadar akan adanya berbagai macam ancaman yang dapat ditimbulkan oleh adanya perkembangan IPTEK tersebut, yang akan dapat membahayakan bagi manusia itu sendiri.
Diantara bidang yang dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK adalah: bidang pendidikan, bidang informasi dan komunikasi, bidang sosial dan budaya, bidang ekonomi dan industri, dan bidang politik. Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai dampak perkembangan IPTEK tersebut, berikut akan dijelaskan mengenai dampak IPTEK tersebut.
    2. Dampak Positif Dan Negatif  dari Teknologi
a. Bidang Pendidikan
       Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
1. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
2. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
3. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka

      Disamping itu juga muncul dampak negatif kibat IPTEK adalah
1. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
    b. Bidang Informasi Dan Komunikasi
  Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
 a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
 b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
 c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
    Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
 a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
 b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
 c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
 d. Kecemasan teknologi
c. Bidang Sosial dan Budaya
   Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
1. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.
     Dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
2. Meningkatnya rasa percaya diri
Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
D. Kerusakan lingkungan
       Menurut “green criminology”, perusakan adalah terkonseptualisasi dalam hubungannya dengan manusia, lingkungan secara umum, dan binatang non hewani. Beberapa penulis lainnya, sebagai komparasi, cenderung untuk memfokuskan pada berbagai jenis perusakan, seperti penyalahgunaan binatang, atau penulis yang mungkin lebih memfokuskan pada polusi udara, air dan sebagainya. Dari satu perspektif “green criminology”, hukum sering dilihat sebagai suatu arena perselisihan paham dan persaingan yang tajam karena ketidak berdayaan sanksi pidana dalam hubungan dengan jenis dari aktivitas spesifik atau pelanggaran.  
      Terdapat banyak hubungan yang konkrit antara kesehatan dari lingkungan alami, aktivitas manusia yang berbeda dan eksploitasi hewan. Semakin banyak pula bahasa hukum seperti istilah hak yang digunakan untuk membingkai perilaku yang merusak atau mengeksploitasi lingkungan  demi kepentingan manusia.  Kondisi tersebut tampak sebagai pembenaran perusakan lingkungan dan sekaligus bukti bahwa tiga elemen itu memang benar-benar terjadiHal ini, kadang  bisa mendorong ke arah konflik, di mana suatu hak dari tiga elemen tadi harus mengambil posisi lebih tinggi di dalam situasi tertentu.
      Dengan begitu, berbagai konseptualisasi perusakan di dalam suatu kerangka “green criminology”, secara tipikal mencakup referensi pada berbagai jenis keadilan yang menyinggung kepada manusia, binatang non hewani dan lingkungan itu sendiri. Dengan demikian, konseptualisasi perusakan lingkungan dapat memasuki suatu model analisis abstrak yang dapat digunakan untuk membebani perusakan dalam hubungan dengan pertimbangan-pertimbangan  humancentric, animalcentric dan ecocentric.
Sifat dan dinamika perusakan lingkungan, seperti juga diskusi tentang definisi, pemikiran dan tipologi tetap berlangsung. Sementara diskusi ini adalah krusial untuk menginformasikan pemikiran kita saat ini tentang isu lingkungan, pekerjaan yang dilakukan dalam wilayah tertentu  juga menyampaikan suatu perasaan urgensi dan prioritas berhadap-hadapan dengan pencegahan perusakan.
Tanpa menghiraukan perselisihan dan mengadakan kontestasi ide-ide, ada dokumentasi besar dari perusakan lingkungan melintasi banyak domain berbeda dari aktivitas manusia. Dipandang dari sudut eksposur (pembeberan) dari perusakan, suatu konsep inti digunakan di dalam “green criminology”, di antara bidang dan disiplin lain berhubungan dengan lingkungan, yakni prinsip-prinsip pencegahan. Tentu saja, keadilan sosial dan pertimbangan ekologis menuntut bahwa pencegahan perusakan adalah dikonseptualisasikan baik  dalam kaitan dengan prinsip pencegahan serta di dalam menghormati hak kekayaan inter-generasional. Prinsip pencegahan mengacu pada gagasan bahwa tindakan resmi akan dilakukan untuk melindungi orang dan lingkungan dalam keadaan di mana ada ketidakpastian ilmiah sebagai sifat dari kerusakan potensial atau kemungkinan dari risiko. Menuntut prinsip pencegahan harus mencakup pengkajian dari risiko. Prinsip dari hak kekayaan inter-generasional menyatakan bahwa generasi masa depan mempunyai hak terhadap lingkungan yang sama, dalam kaitan dengan kualitas dan kenyamanan yang dialami oleh generasi masa kini. Pencegahan kejahatan lingkungan harus dikaitkan dengan perhatian yang lebih luas terhadap kasus pragmatis di mana kerusakan adalah nyata dan intervensi secara institusional telah terjamin. 
      Pencegahan kejahatan lingkungan meliputi berbagai hal tentang pertimbangan substantif. Pencegahan kejahatan lingkungan itu harus menghadapi tindakan dan pelanggaran yang  telah dikriminalisasikan serta dilarang, seperti kasus-kasus penangkapan ikan yang tidak sah atau membuang limbah beracun tidak sah. Itu harus pula mengatasi peristiwa yang secara resmi telah ditunjuk sebagai ”berbahaya” dan telah memperlihatkan konsekuensi yang berpotensi negatif. Pencegahan kejahatan lingkungan, dengan demikian, juga harus merundingkan berbagai jenis perusakan, yang mempengaruhi manusia, lingkungan lokal dan global, dan binatang non hewani. 
       Tujuan dan sasaran dari pencegahan kejahatan lingkungan tidaklah dapat dipisahkan dari “ekofilosofi”, yaitu apa yang kita sedang usahakan untuk dicegah adalah tidak terpisahkan dengan bagaimana kita memandang kepentingan manusia, kebutuhan dan persyaratan biosfir spesifik, dan hak binatang non hewani. Lagi, seperti yang telah disinggung pada bagian sebelumnya, hal ini sering diartikan sebagai pertimbangan dari perusakan, kepentingan-kepentingan dan hak di dalam konteks serta keadaan khusus.
Pencegahan kejahatan lingkungan juga perlu membungkus visi tertentu ”masyarakat yang baik”, seperti terjadi pada jenis apapun dari inisiatif pencegahan kejahatan. Dengan kata lain, pencegahan kejahatan tentang segala hal selalu mempunyai percabangan untuk jenis dunia di dalam mana kita hidup, dan keseimbangan  yang kita ciptakan antara kebebasan dan pengawasan social.
      Secara teoritis, pencegahan kejahatan lingkungan yang baik sedapat mungkin harus menyentuh kepentingan manusia, lingkungan dan binatang. Prinsip dasar dari pencegahan kejahatan perlu dipandu oleh pertimbangan dari keseimbangan ekologis dan dari perspektif manusia, kewarganegaraan secara ekologis. Dengan demikian, hukum manusia dan hak azasi manusia harus diperlembut oleh pengakuan, di mana kepentingan manusia dengan intim berhubungan dengan kesejahteraan dari planet secara keseluruhan. Intervensi manusia, tentang segala hal, perlu dipertimbangkan dari sudut ini. Dalam prakteknya, hal ini berarti bahwa generasi masa kini harus bertindak bijak, dalam cara-cara yang tidak membahayakan keberadaan dan kualitas hidup dari generasi masa depan. Hal itu juga berarti bahwa kita harus memperluas komunitas moral untuk mencakup alam yang bukan manusia.
     Salah satu pelajaran kunci dari pencegahan kejahatan konvensional adalah bahwa setiap upaya pencegahan, sebagian besar harus didasarkan di atas pemecahan masalah. Dengan kata lain, permasalahan spesifik menuntut jenis respon yang juga spesifik, dan suatu kebijakan yang dibuat untuk segala urusan tidak akan cukup untuk tugas ini. Hal ini diberlakukan bagi pencegahan kejahatan lingkungan sebagaimana hal itu juga diberlakukan kepada jenis pencegahan kejahatan lainnya. Artinya bahwa dalam melakukan pencegahan kejahatan lingkungan ada suatu kebutuhan untuk mencakup tempat dan perusakan berdasarkan analisis yang menuju pada pusat dari isu yang ada.
       Berbagai jenis tempat memberikan diri mereka pada jenis perusakan lingkungan dan berbagai jenis intervensi yang berbeda. Pada awalnya, kita harus sadar akan isu yang bervariasi yang menyinggung pada tingkat geografis yang berbeda. Beberapa isu adalah tentang skala perplanetan (misalnya global warming), lainnya adalah skala regional (misalnya samudera dan perikanan), beberapa adalah berskala nasional di dalam lokasi geografis (misalnya musim kering), sementara lainnya adalah berskala lokal (misalnya kejatuhan minyak di satu perairan).
Isu kerusakan menimbulkan respon antara lain :
 -Isu “Brown” cenderung untuk didefinisikan dalam kaitan dengan kehidupan dan polusi daerah perkotaan (misalnya kualitas udara),
-isu “green” terutama berhubungan dengan wilayah hutan belantara dan berbagai hal menyangkut konservasi (misalnya praktek pembalakan hutan), dan
-isu “White” mengacu pada laboratorium ilmu pengetahuan serta dampak dari teknologi baru. Mengkonseptualisasi isu lingkungan dengan cara ini membantu kita ke arah mendemonstrasikan hubungan antara tindakan lingkungan (biasanya menyertakan jenis berbeda dari komunitas dan kelompok lingkungan), dan lokasi tertentu (seperti pusat perkotaan, wilayah hutan belantara atau daerah pantai).
Merajut respon.
      Sementara itu ketegasan tentang tuntutan terhadap perusakan lingkungan juga dipengaruhi oleh jenis dan lingkup aktivitas yang menyebabkan perusakan lingkungann itu sendiri. Ada beberapa bentuk perusakan lingkungan yang tidak mudah diatasi karena lingkupnya yang sangat besar. Sebagai contoh, gerakan transnasional gerakan membuang limbah beracun yang tidak sah akan memerlukan kerjasama internasional di antara negara-negara, serta aktifis pergerakan sosial. Koordinasi dari pencegahan kejahatan lingkungan akan memerlukan pertukaran  informasi yang bebas dan pengawasan yang konstan.

E. MORALITAS

     Moralitas berhubungan dengan krisis kemanusian.Krisis kemanusiaan merupakan suatu peristiwa atau runtutan peristiwa ancaman kritis terhadap kesehatan, keamanan, dan keberadaan atau eksistensi suatu komunitas atau suatu kelompok besar dalam suatu wilayah luas.
Krisis Kemanusiaan
Suatu kenyataan yang tampak jelas dalam dunia modern yang telah maju ini, ialah adanya kontradiksi-kontradiksi yang mengganggu kebahagiaan orang dalam hidup. Kemajuan industri telah dapat menghasilkan alat-alat yang memudahkan hidup, memberikan kesenangan dalam hidup, sehingga kebutuhan-kebutuhan jasmani tidak sukar lagi untuk memenuhinya. Seharusnya kondisi dan hasil kemajuan itu membawa kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Akan tetapi suatu kenyataan yang menyedihkan ialah bahwa kebahagiaan itu ternyata semakin jauh, hidup semakin sukar dan kesukaran-kesukaran material berganti dengan kesukaran mental. Beban jiwa semakin berat, kegelisahan dan ketegangan serta tekanan perasaan lebih sering terasa dan lebih menekan sehingga mengurangi kebahagiaan.
Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah hidupnya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (ahlak) yang mulia. Dunia modern saat ini, termasuk di indonesia ditandai oleh gejalah kemerosotan akhlak yang benar-benar berada pada taraf yang menghawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Untuk memahami gerak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian itu, maka kehadiran filsafat ilmu berusaha mengembalikan ruh dan tujuan luhur ilmu agar ilmu tidak menjadi bomerang bagi kehidupan umat manusia.
Dalam masyarakat beragama, ilmu adalah bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk yang lain, karena manusia diberi daya berfikir, daya berfikir inilah yang menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi. Pada waktu yang bersamaan, daya pikir tersebut menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan. Sehingga dia tidak hanya bertanggung jawab kepada sesama manusia, tetapi juga kepada pencipta-Nya.
Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan pembatasan masing-masing bidang yang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang otonom. Ilmu memang berbeda dengan pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, di mana keduanya mempunyai ciri-ciri yang sama.
Pertama, filsafat ilmu ingin menjawab pertanyaan laandasan ontologis ilmu; obyek apa yang ditelaah? Bagaimana korelasi antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa dan mengindera) yang menghasilkan ilmu? Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang ilmu. Noeng Muhadjir dalam bukunya flsafat ilmu mengatakan, ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus, menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
Dengan demikian adanya perubahan pandangan tentang ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan manusia, dan dengan itu pula tampaknya, muncul semacam kecenderungan yang terjalin pada jantung setiap ilmu pengetahuan dan juga para ilmuwan untuk lebih berinovasi untuk penemuan dan perumusan berikutnya.
Kecenderungan yang lain ialah adanya hasrat untuk selalu menerapkan apa yang dihasilkan ilmu pengetahuan, baik dalam dunia teknik mikro maupun makro. Dengan demikian tampaklah bahwa semakin maju pengetahuan, semakin meningkat keinginan manusia, sampai memaksa, merajalela, dan bahkan membabi buta. Akibatnya ilmu pengetahuan dan hasilnya tidak manusiawi lagi, bahkan cenderung memperbudak manusia sendiri yang telah merencanakan dan menghasilkannya. Kecenderungan yang kedua inilah yang lebih mengerikan dari yang pertama, namun tidak dapat dilepaskan dari kecenderungan yang pertama.
Kedua kecenderungan ini secara nyata paling menampakkan diri dan paling mengancam keamanan dan kehidupan manusia, dewasa ini dalam bidang lomba persenjataan, kemajuan dalam memakai serta menghabiskan banyak kekayaan bumi yang tidak dapat diperbaharui kembali, kemajuan dalam bidang kedokteran yang telah mengubah batas-batas paling pribadi dalam hidup manusia dan perkembangan ekonomi yang mengakibatkan melebarnya jurang kaya dan miskin. Ilmu pengetahuan dan teknologi akhirnya mau tak mau mempunyai kaitan langsung ataupun tidak, dengan setruktur sosial dan politik yang pada gilirannya berkaitan dengan jutaan manusia yang kelaparan, kemiskinan, dan berbagai macam ketimpangan yang justru menjadi pandangan yang menyolok di tengah keyakinan manusia akan keampuhan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghapus penderitaan manusia.
Kedua kecenderungan di atas yang ternyata condong menjadi lingkaran setan ini perlu dibelokkan manusia sendiri sehingga tidak menimbulkan ancaman lagi. Kesadaran akan hal ini sudah muncul dalam banyak lingkungan ilmuwan yang prihatin akan perkembangan teknik, industri, dan persenjataan yang membahayakan masa depan kehidupan umat manusia dan bumi kita.
Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari siilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuan serta masalah bebas nilai. Untuk itulah tanggungjawab seorang ilmuwan haruslah dipupuk dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab akademis, dan tanggung jawab moral.
Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan aksiologi, berikut adalah keterangan mengenainya. Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya Jujun S. Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat dikatakan bahwa obyek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normatif, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
Nilai itu objektif ataukah subjektif adalah sangat tergantung dari hasil pandangan yang muncul dari filsafat. Nilai akan menjadi subjektif, apabilah subjek sangat berperan dalam segala hal, kesadaran manusia menjadi tolak ukur segalanya; atau eksistensinya, maknanya dan faliditasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisis.
Dengan demikian, nilai subjektif akan selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan, intelektualitas dan hasil nilai subjektif selalu akan mengarah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Nilai itu objektif, jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Nilai objektif muncul karena adanya pandangan dalam filsafat tentang objektivisme. Objektivisme ini beranggapan pada tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, sesuatu yang memiliki kadar secara realitas benar-benar ada. Kemudian bagaimana dengan nilai dalam ilmu pengetahuan. Seorang ilmuwan haruslah bebas dalam menentukan topik penelitiannya, bebas dalam melakukan eksprimen-eksprimen. Kebebasan inilah yang nantinya akan dapat mengukur kualitas kemampuannya. Ketika seorang ilmuwa bekerja, dia hanya tertuju pada proses kerja ilmiahnya dan tujuan agar penelitiannya berhasil dengan baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat dengan nilai-nilai subjektif, seperti nilai-nilai dalam masyarakat, nilai agama, nilai adat, dan sebagainya. Bagi seorang ilmuwan kegiatan ilmiahnya dengan kebenaran ilmiah adalah yang sangat penting.
Untuk itulah netralitas ilmu terletak pada epistimologinya saja, artinya tanpa berpihak kepada siapapun, selain kepada kebenaran yang nyata. Sedangkan secara ontologis dan aksiologis, ilmuwan harus mapu menilai mana yang baik dan yang buruk, yang pada hakekatnya mengharuskan seorang ilmuwan mempunyai landasan moral yang kuat. Tanpa ini seorang ilmuwan akan lebih merupakan seorang momok yang menakutkan.
Oleh karena itu, tanggung jawab lain yang berkaitan dengan teknologi di masyarakat, yaitu menciptakan hal yang positif. Namun, tidak semua teknologi atau ilmu pengetahuan selalu memiliki dampak positif. Di bidang etika, tanggung jawab seorang ilmuwan, bukan lagi memberi informasi namun harus memberi contoh. Dia harus bersifat objektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar, dan berani mengakui kesalahan. Semua sifat ini, merupakan implikasi etis dari proses penemuan kebenaran secarah ilmiah. Di tengah situasi di mana nilai mengalami kegoncangan, maka seorang ilmuwan harus tampil kedepan. Pengetahuan yang dimilikinya merupakan kekuatan yang akan memberinya keberanian. Hal yang sama harus dilakukan pada masyarakat yang sedang membangun, seorang ilmuwan harus bersikap sebagai seorang pendidik dengan memberikan contoh yang baik.
Teknologi jejas sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mengatasi berbagai masalah, dan lain sebagainya. Sedangkan pendapat yang lainnya cenderung menjadikan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk meningkatkan kebudayaan dan kemajuan bagi umat manusia secara keseluruan.
Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan telah menjadi suatu sistem yang kompleks, dan manusia terperangkap didalamnya, sulit dibayangkan manusia bisa hidup layak tanpa ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak lagi membebaskan manusia, tetapi manusia menjadi terperangkap hidupnya dalam sistem ilmu pengetahuan. Manusia telah menjadi bagian dari sistemnya, manusia juga menjadi objeknya dan bahkan menjadi kelinci percobaan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan telah melahirkan mahluk baru yang sistemik, mempunyai mekanisme yang kadangkala tidak bisa dikontrol oleh manusianya sendiri. Suatu mekanisme sistemik yang semakin hari semakin kuat, makin besar dan makin kompleks, dan rasanya telah menjadi suatu dunia baru di atas dunia yang ada ini.
       Dalam realitas kehidupan masyarakat dewasa ini, terjadi konflik antara etika prakmatik dengan etika pembebasan manusia. Etika prakmatik berorentasi pada kepentingan-kepentingan elite sebagai wujud kerja sama denga ilmu pengetahua dan kekerasan yang cenderung menindas untuk kepentingannya sendiri yang bersifat materialistik.
 Etika pembebasan manusia, bersuifat spiritual dan universal itu bisa muncul dari kalangan ilmuwan itu sendiri, yang bisa jadi karena menolak etika prakmatik yang dirasakan telah menodai prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan agama yang menjunjung tinggi kebenaran, kebebasan, dan kemandirian.

Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab teknologi, selain mempermudah kehidupan manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada teknologi itu sendiri.
Schumacher menyatakan bahwa dunia modern yang dibentuk oleh teknologi menghadapi tiga krisis sekaligus. Pertama, sifat kemanusiaan berontak terhadap pola-pola politik, organisasi, dan teknologi yang tidak berperikemanusiaan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat dipulihkan, seperti bahan bakar, fosil, sedemikian rupa sehingga akan terjadi kekurangan sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu dipertanyakan bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi kemiskinan dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta mempengaruhi hasilnya.
Fenomena teknologi pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
b.      Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c.       Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
d.      Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
e.       Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f.       Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideology, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
g.      Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi, bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia. Luasnya bidang teknik, digambarkan oleh Ellul (1964) sebagai berikut :
·         Teknik meliputi bidang ekonomi.
·         Teknik meliputi bidang organisasi seperti adminstrasi, pemerintahan, manajemen, hokum, dan militer.
·         Teknik meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan, kerja, olahraga, hiburan, dan obat-obatan. Teknik telah menguasai selutuh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan sunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
       Menurut K. Bertenes, etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi enggan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Etika berkaitan erat dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya membicarakan tentang masalah-masalah predikat nilai ”susila” dan ”tidak susila”, ”baik” dan ”buruk”. Kualitas-kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya dikatakan tidak susila. Sesungguhnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia (Katsoff, 1986).
Etika dibagi menjadi 2 kelompok, etika umum dan etika khusus. Etika khusus dibagi menjadi 2 kelompok lagi menurut Suseno (1987), yaitu etika individual dan etika sosial yang keduanya berkaitan dengan tingkah laku manusia sebagai warga masyarakat. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri dalam kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai warga masyarakat. Etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat atau umat manusia. Dalam masalah ini, etika individual tidak dapat dipisahkan dengan etika sosial karena kewajiban terhadap diri sendiri dan sebagai anggota masyarakat atau umat manusia saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain baik secara langsung maupun dalam bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, dan negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia, idiologi-idiologi maupun tanggungjawab manusia terhadap lingkungan hidup. Etika sosial berfungsi membuat manusia menjadi sadar akan tanggungjawabnya sebagai manusia dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
 Kesadaran akan etika individual dan etika sosial sangatlah rendah. Contoh nyatanya adalah adanya kelangkaan perspektif etika di kalangan para penguasa politik dan ekonomi yang telah memicu penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dalam berbagai sudut kehidupan. Parliament of the World's Religion II, tahun 1993, yang diselenggarakan di Chicago, menghasilkan deklarasi yang disebut dengan etika global (global ethic) sebagai penjabaran praktis berupa paradigma etika dan moral untuk diejawantahkan dalam kehidupan empiris. Lahirnya Deklarasi Etika Global tersebut merupakan realisasi antisipasif dan solutif atas sebuah kekuatan dahsyat bernama globalisasi yang dewasa ini tidak hanya memasuki wilayah kehidupan material seperti ekonomi, budaya, dan politik pada banyak negara di seluruh belahan dunia, tetapi kekuatan tersebut juga merambah wilayah nonmeterial, yaitu etika. Globalisasi sendiri telah banyak menimbulkan dampak positif, tetapi juga dampak negatif, yaitu krisis kemanusiaan. Dunia manusia saat ini sedang dilanda suatu krisis multidimensi global, yang meliputi krisis ekonomi global, krisis ekologi global, dan krisis politik global. Berbagai terpaan krisis tersebut lalu bermuara pada krisis kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan, pengangguran, kezaliman, kekerasan, penindasan, pengisapan, pembunuhan, dan lain-lain.
 Egosime kemanusian tersebut, sebagai mana diketahui, menjelma dalam paham, baik yang bersifat individualistis maupun kolektif, sebut saja rasisme, nasionalisme, sekterianisme, atas seksisme (feminisme dan maskulinisme). Semua bentuk egoisme manusia tersebut menghalangi manusia untuk menjadi manusia sejati, manusia berkemanusiaan.



F. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA,IPTEK,KESEJAHTERAAN,MORALITAS DAN KERUSAKAN LINGKINGAN
      Manusia di ciptakan untuk membutuhkan segalanya dari adanya pemenuhan kebutuhan itu. Manusia harus mampu menjaga segala yang telah di berikan dengan baik. Segala yang di bituhkan manusi telah ada di sekitarnya tinggal bagaimana kita akan bersikap.
     IPTEK selalu berkaitan dengan perkembangan zaman dan Teknologi. Teknologi memberi kemudahan pada setiap yang membutuhkannya. Teknologi akan bermanfaat baik apabila penggunaan yang benar bagi setiap penggunanya.
      Kesejahteraan berkaitan dengan kehidupan manusia yang selalu merima dan menjaga segala yang ada. Namun kesejahteraan bukan hanya dari harta yang berlimpah namun bagaimana setiap orang memaknai segala yang telah di berikan.
      Moralitas selalu berhubungan dengan etika,moral dan kemanusian bagi manusia. Moral ini menentukan bagaimana kemanusiaan pada setiap manusia akan ada dan akan selalu pada norma dan aturan yang berlaku.
       Kerusakan Lingkungan adalah kerusakan ekosistem alam yang menyebabkan hilangnya rantai makanan bagi setap makhluk yana hidup. Kerusakan lingkungan banyak penyebabnya dan Kesejahterran pada setiap makhluk akan terganggu.
      Jadi, hubungan keseluruhan dari semuanya adalah manusia sebagai pemegang dan penikmat keseluruhan harus menjaga dengan baik segala yang telah di berikan. Teknologi harus dimanfaatkan dengan baik sehingga di dapatkan hasil yang baik pula. Teknologi akan berdampak positif apabila di gunakan dengan baik,tapi teknologi pula menjadi musuh apabila di gunakan tidak benar. Dalam kehidupan Teknologi tidak di perbolehkan untuk hal-hal jahat salah satunya kerusakan lingkungan. Kerusakan timbul akibat kemajuan teknologi yang menyebabkan manusia lalai akan tugasnya dan menjalankan hal-hal yang tidak baik. Kerusakan lingkungan akan membuat kesejahteraan akan terganggu.dan manusia yang melakukan kerusakan ini berarti manusia yang tidak mempunyai moral yang baik. Moral yang di jadikan tingkah laku manusia menjadi lebih baik.







BAB III
PENUTUP

1.KESIMPULAN

        Ilmu pengetahuan dan teknologi harus di gunakan sesuai manfaatnya. Manusia sebagai pengguna teknologi garus cermat dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Karena itu menentukan kualitas manusianya dan moral pada setiap individunya sendiri.
Teknologi tidak di perbolehkan untuk kejahatan seperti melakukan perusakan lingkungan. Apabila lingkungan sudah rusak maka ekosistem yang ada di dalamnya akan rusak pula. Manusia harus menjaga ini semua supaya terjaga seluruh komponen yang ada di dalamnya. Dan kesejahteraan dari manusia tidak perlu terjadi. Kesejahteraan dalam menikmati seluruh yana ada di siapkan bagi manusia.


2.SARAN

1.      Gunakanlah IPTEK dengan sebaik-baiknya sehingga di dapatkan hasil yang baik pula.
2.      Jagalah lingkungan untuk kesejahteraan umat manusia
3.      Memilih mana yang baik dan mana yang buruk.














DAFTAR PUSTAKA
Adam, B. and van Loon, J., (2000). “Repositioning Risk: The Challenge for Social Theory”, in B. Adam, U. Beck and J. Van Loon (eds.), The Risk Society and Beyond:  Critical Issues forSsocial Theory, London: Sage, pp. 1-31.
Adams, W., (1990). “The Origins of Sustainable Development”,  in W. M. Adams (ed.) Green Development:  Environment and Sustainability in the Third World, London: Routledge, pp. 14-41. 
Altman, J., Bek H. and Roach L., (1996). “Use of Wildlife by Indigenous Australians: Eonomic and Policy Perspectives”, in Bomford M. and Caughley J.(eds), Sustainable Use of Wildlife by Aboriginal Peoples and Torres Strait Islanders. Canberra: Bureau of Resource Sciences.
Anderson, K.M. and McCusker R., (2005). “Crime in the Australian Fishing Industry: Key Issues”. Trends and Issues in Crime and Criminal Justice No. 297. http://www.aic.gov.au/publications/tandi2/tandi297.htm
Beck, U., (2002).  “On World Risk Society”,  Logos, Vol. 1, pp. 1-18.
Beckerman, W., (1994). “Sustainable Development: Is it a Useful Concept?” Environmental Values Vol. 3, pp. 191-209.
Beirne, P. and South N. (eds.), (2007). Issues in Green Criminology: Confronting Harms Against Environments, Humanity and Other Animals. Devon: Willan Publishing.
Cairns, J., (2003) .”Interrelationships Between the Precautionary Principle, Prediction Strategies and Sustainable Use of The Planet”, Environmental Health Perspectives Vol. 222, pp. 877-880.
Castles, S., (2002). “Environmental Change and Forced Migration: making sense of the debate”. New Issues in Refugee Research, Working Paper, No. 70. Geneva: Evaluation and Policy Analysis Unit, United Nations High Commissioner for Refugees.
          Adisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta. Kanisius
          Bakhtiar A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
           Mangunwijaya YB. 1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei Tentang
Kebudayaan IndonesiaAbad ke-21.  Yogyakarta. Kanisius
http://sites.google.com/site/filsafatindonesia/Home/b/budaya/ 14 nov/ 21.36
          http://rezaantonius.multiply.com/journal/item/66/ 16 nov/ 15.41
         Soewardi H. 1999. Roda Berputar Dunia Bergulir Kognisi Baru Tentang Timbul-Tenggelamnya Sivilisasi. Bandung. Bakti Mandiri

 Adisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan.  Yogyakarta : Yayasan Kanisius
Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar, Ed.Baru, Jakarta : Rineka Cipta
Efendi,Ridwan.Drs. M.Ed, dkk. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Kencana
Elly.M.Setiadi, dkk, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta :  Kencana Prenada Media Group
Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI
Modul Acuan Proses Pembelajaran MBB. 2003. Ilmu Kealaman dasar.  Jakarta :Depdiknas, Dikti
Modul Acuan Proses Pembelajaran MBB. 2003. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta :Depdiknas, Dikti