Jumat, 07 Desember 2012

MAKALAH DASAR-DASAR MIPA


MAKALAH DASAR – DASAR MIPA
“HAKIKAT MATEMATIKA DAN IPA DALAM PENDIDIKAN MIPA”



DI SUSUN OLEH     :

·         DWI AGUST SURYANI
·         DINA WULAN SUCI R
·         DESI PRAMITA
·         IFTY LATVIANI
·         LIDYA JASMI
·         SRI LESTARI
·         RIZAL PARDOMUAN H

DOSEN PENGAMPU  :
Dra. JUFRIDA ,M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013





























BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang

Dewasa ini , khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi dengan matematika yang berhubungandengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung menghitung yang hanya berhubungan dengan angka, sementara IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi , bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut,melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang mana hal tersebut sangatterkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam, singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.
Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di bidang Matimatika.







B.           Rumusan Masalah

1.      Jelaskan tentang Hakikat MIPA !
2.      Sebutkan Ciri-ciri MIPA!
3.      Apa peranan Matematika bagi IPA !


C.           Tujuan Penulisan

1.      Menumbuhkembangkan arti yang pasti tentang matematika yang sesungguhnya kepada pelajar dan masyarakat banyak.
2.      Memberikan semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran yang ditakuti.
3.      Menjelaskan kepada para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai peranan dan manfaat matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4.      Menjadikan para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan gaya bahasa alam dan teknologi.


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Hakikat
Menurut bahasa artinya kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
2.      Hakikat MIPA
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Hakekat MIPA adalah Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya dan teknologi.

3.      Ciri-ciri MIPA
a.       Pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan fungsional yang erat.
b.      Karena itu konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan-simpulan yang jelas.

c.       Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada.
d.      Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis yang indah dan ampuh.

4.      Peranan Matematika bagi IPA
Menurut dugaan sejarah, kemampuan menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun sebelum masehi. Tulisan itu pada hakikatnya symbol dari apa yang ia tulis. Berhitung , pada mulanya berbentuk korespondensi persatuan dari obyek yang dihitung. Misalnya seseorang ingin berhitung berapa jumlah ternaknya , maka ternak itu dimasukkan kedalam kandang satu per satu. Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil , maka jumlah ternaknya adalah jumlah batu kecil itu. Dengan sekantung batu-batu ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau malah sudah bertambah karena beranak.
Jadi, sejak awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA sudah jelas , bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal ini disebabkan karena IPA menggantungkan diri pada metode induksi. Dengan metode induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dengan bulan atau bumi dengan matahari , bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir tidak mungkin.


Adapaun ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya dalam Ilmu Pengetahuan Alam , antara lain :
1.      Pythagoras mengadakan perhitungan terhadap benda-benda berbentuk segi banyak.
2.      Apollonius mengadakan perhitungan pada benda-benda yang bergaris lengkung. Kepler (1609) berjasa dalam perhitungan jarak predaran yang berbentuk elips dari planet-planet.
3.      Galileo (1642) berjasa dalam menetapkan hokum lintasan peluru , gerak dan percepatan.
4.      Huygnes (1695) dapat memecahkan teka-teki adanya CINCIN SATURNUS , perhitungan tentang kecepatan cahaya , yaitu 600.000 kali kecepatan suara ( pada masa itu orang beranggapan bahwa cahaya tak membutuhkan waktu untuk memancar).
Ini semua adalah sekedar gambaran yang menunjukkan bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam selalu ditunjang atau secara mutlak membutuhkan tunjangan matematika.

5.      IPA Kualitatif dan Kuantitatif
Telah kita ketahui bahwa penemuan-penemuan yang di dapat oleh Copernicus sampai Galileo pada wal abad ke-17 merupakan printis ilmu pengetahuan. Artinya bahwa penemuanpenemuan berdasarkan empiris dengan metode induksi yang objektif dan bukan atas dasar deduksi filosofik. Penemuan-penemuan itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat gununggunung, Yupiter mempunyai 4 buah bulan dan sebagainya. Penemuan-Penemuan semacam ini kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kualitatif. Ilmu Pengetahuan Alam yang kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal atau hubungan sebab akibat , Ilmu Pengetahuan Alam kualitatif itu hanya mampu menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya factual. Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya kausal , diperlukan perhitungan secara kuantitatif. Contoh : misalnya , seseorang memlihara itik dengan makanan tradisional biasa , itik bertelur 15 butir dalam sebulan. Kemudian orang itu menambahkan keong racun sebagai makanan tambahan bagi itiknya , ternyata bertelur lebih banyak , yaitu 20 butir sebulan. Dari kenyatan ini belum dapat ditarik kesimpulan adanya keong racun menambah telur itiknya , karena masih bersifat kasus , artinya menambah saja itu suatu kebetulan terjadi pada seekor itik ( kasusu ). Namun bila percobaan itu dilakukan terhadap 1.000 ekor iti dan 999 ekor itik berkelakuan seperti kasus tersebut di atas , maka kemungkinan besar bahwa memang benar itu berlaku umum sehingga dapat disimpulkan bahwa memang ada pengaruhnya penambahan makanan keong racun terhadap jumlah telur yang dihasilkan. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan induksi (eksperimentasi ) dan deduksi (perhitungan matematika atau statistik) : Jadi , Ilmu Pengetahuan Alam Kuantitatif adalah Ilmu Pengetahuan Alam yang dihasilkan oleh metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif ini dapat disebut juga sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Modern.
Segala yang diketahui manusia itu adalah “ Pengetahuan “. Pengetahuan itu dapat digolongkan menjadi dua bagian , yaitu :
1.      Pengetahuan Non-Ilmiah didapat antara lain dari prasangka coba-coba , intuisi , dan tidak sengaja.
2.      Pengetahuan Ilmiah di dapat dari usaha yang dasar ( sengaja ) dengan syarat : objektif , metodik , sistematik , dan berlaku umum.
Peranan matematika dalam IPA antara lain adalah sebagai factor penunjang untuk memahami alam semesta dan dapat menjelaskan sesuatu yang tak dapat dijangkau oleh pengalaman empiric. Contohnya antara lain adalah menghitung besarnya bumi , jarak bumi mengelilingi matahari , dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah ada maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Jadi, MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya. Karena seperti yang telah diketahui bahwa Matematika itu merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Oleh karena itu , janganlah kita yang awam akan ilmu matematika ini beranggapan bahwa matimatika itu sulit , menakutkan , kurang bermanfaat dan lain sebagainya. Jadikanlah matematika itu ilmu yang paling berguna dari semua bidang ilmu yang ada. Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu Matematika adalah gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/hakikat-pembelajaran-ipa.html diakses pada 03 Nopember 2011
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html diakses pada 03 Nopember 2011
Masnur Muslich. (2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara
Muhammad Joko Susilo. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar