MAKALAH DASAR – DASAR MIPA
“HAKIKAT MATEMATIKA DAN IPA DALAM PENDIDIKAN MIPA”
DI SUSUN OLEH :
·
DWI
AGUST SURYANI
·
DINA
WULAN SUCI R
·
DESI
PRAMITA
·
IFTY
LATVIANI
·
LIDYA
JASMI
·
SRI
LESTARI
·
RIZAL
PARDOMUAN H
DOSEN PENGAMPU :
Dra. JUFRIDA ,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa
ini , khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang
memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi dengan matematika yang
berhubungandengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sebagaimana para pelajar
mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung menghitung yang hanya
berhubungan dengan angka, sementara IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan
lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi , bagaimana bisa ada
keterkaitan antara kedua ilmu tersebut,melihat perkembangan zaman sekarang ini
jauh lebih berkembang dari sebelumnya Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), yang mana hal tersebut sangatterkait dengan perkembangan ilmu
bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita
berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu
bahasa ini justru lebih mendalam, singkat dan pasti serta dapat digunakan
sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.
Terkait
dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa
kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar
dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di
bidang Matimatika.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Jelaskan tentang Hakikat MIPA !
2.
Sebutkan Ciri-ciri MIPA!
3. Apa
peranan Matematika bagi IPA !
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menumbuhkembangkan arti yang pasti tentang matematika yang sesungguhnya kepada
pelajar dan masyarakat banyak.
2.
Memberikan semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika
sebagai suatu pelajaran yang ditakuti.
3.
Menjelaskan kepada para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai
peranan dan manfaat matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4.
Menjadikan para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika
yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga
berhubungan dengan gaya bahasa alam dan teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Hakikat
Menurut bahasa artinya kebenaran atau sesuatu yang
sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu
adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
2.
Hakikat MIPA
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia
berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran
manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan
konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga
berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu
yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA
mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang
muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat
objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat
objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Hakekat MIPA adalah Ide-ide yang
dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam
hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari
tentang alam sekitar beserta isinya dan teknologi.
3.
Ciri-ciri MIPA
a. Pengetahuan yang
sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
terjalin hubungan fungsional yang erat.
b. Karena itu konsep-konsep
dan prinsip-prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam
bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan-simpulan yang jelas.
c. Penerapan berbagai
pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah
seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika
sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika,
kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada.
d. Untuk menekuninya
diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis yang
indah dan ampuh.
4.
Peranan Matematika bagi IPA
Menurut dugaan sejarah, kemampuan menulis sama tuanya
dengan kemampuan manusia untuk dapat berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun
sebelum masehi. Tulisan itu pada hakikatnya symbol dari apa yang ia tulis.
Berhitung , pada mulanya berbentuk korespondensi persatuan dari obyek yang
dihitung. Misalnya seseorang ingin berhitung berapa jumlah ternaknya , maka
ternak itu dimasukkan kedalam kandang satu per satu. Tiap ekor diwakili oleh
satu batu kecil , maka jumlah ternaknya adalah jumlah batu kecil itu. Dengan
sekantung batu-batu ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali
atau hilang atau malah sudah bertambah karena beranak.
Jadi, sejak awal kehidupan manusia matematika itu
merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi
lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA sudah jelas
, bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal
ini disebabkan karena IPA menggantungkan diri pada metode induksi. Dengan
metode induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dengan
bulan atau bumi dengan matahari , bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja
hampir tidak mungkin.
Adapaun ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya
dalam Ilmu Pengetahuan Alam , antara lain :
1. Pythagoras mengadakan
perhitungan terhadap benda-benda berbentuk segi banyak.
2. Apollonius mengadakan
perhitungan pada benda-benda yang bergaris lengkung. Kepler (1609) berjasa
dalam perhitungan jarak predaran yang berbentuk elips dari planet-planet.
3. Galileo (1642) berjasa
dalam menetapkan hokum lintasan peluru , gerak dan percepatan.
4. Huygnes (1695) dapat
memecahkan teka-teki adanya CINCIN SATURNUS , perhitungan tentang kecepatan
cahaya , yaitu 600.000 kali kecepatan suara ( pada masa itu orang beranggapan
bahwa cahaya tak membutuhkan waktu untuk memancar).
Ini semua adalah sekedar gambaran yang menunjukkan bahwa
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam selalu ditunjang atau secara mutlak
membutuhkan tunjangan matematika.
5. IPA
Kualitatif dan Kuantitatif
Telah kita ketahui bahwa penemuan-penemuan yang di dapat
oleh Copernicus sampai Galileo pada wal abad ke-17 merupakan printis ilmu
pengetahuan. Artinya bahwa penemuanpenemuan berdasarkan empiris dengan metode
induksi yang objektif dan bukan atas dasar deduksi filosofik. Penemuan-penemuan
itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat gununggunung, Yupiter mempunyai 4
buah bulan dan sebagainya. Penemuan-Penemuan semacam ini kita sebut sebagai
ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kualitatif. Ilmu Pengetahuan Alam yang
kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal atau
hubungan sebab akibat , Ilmu Pengetahuan Alam kualitatif itu hanya mampu
menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya factual. Untuk memperoleh
jawaban dari pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya kausal , diperlukan
perhitungan secara kuantitatif. Contoh : misalnya , seseorang memlihara itik dengan
makanan tradisional biasa , itik bertelur 15 butir dalam sebulan. Kemudian
orang itu menambahkan keong racun sebagai makanan tambahan bagi itiknya ,
ternyata bertelur lebih banyak , yaitu 20 butir sebulan. Dari kenyatan ini
belum dapat ditarik kesimpulan adanya keong racun menambah telur itiknya ,
karena masih bersifat kasus , artinya menambah saja itu suatu kebetulan terjadi
pada seekor itik ( kasusu ). Namun bila percobaan itu dilakukan terhadap 1.000
ekor iti dan 999 ekor itik berkelakuan seperti kasus tersebut di atas , maka
kemungkinan besar bahwa memang benar itu berlaku umum sehingga dapat
disimpulkan bahwa memang ada pengaruhnya penambahan makanan keong racun
terhadap jumlah telur yang dihasilkan. Kesimpulan yang dapat ditarik
berdasarkan induksi (eksperimentasi ) dan deduksi (perhitungan matematika atau
statistik) : Jadi , Ilmu Pengetahuan Alam Kuantitatif adalah Ilmu Pengetahuan
Alam yang dihasilkan oleh metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif ini
dapat disebut juga sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Modern.
Segala yang diketahui manusia itu adalah “ Pengetahuan “.
Pengetahuan itu dapat digolongkan menjadi dua bagian , yaitu :
1. Pengetahuan Non-Ilmiah
didapat antara lain dari prasangka coba-coba , intuisi , dan tidak sengaja.
2. Pengetahuan Ilmiah di
dapat dari usaha yang dasar ( sengaja ) dengan syarat : objektif , metodik ,
sistematik , dan berlaku umum.
Peranan matematika dalam IPA antara lain adalah sebagai
factor penunjang untuk memahami alam semesta dan dapat menjelaskan sesuatu yang
tak dapat dijangkau oleh pengalaman empiric. Contohnya antara lain adalah
menghitung besarnya bumi , jarak bumi mengelilingi matahari , dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah ada maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian
permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Jadi, MIPA disini berarti bahwa
Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran dan hubungan erat
baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya. Karena seperti yang telah
diketahui bahwa Matematika itu merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan
ilmu pengatehuan alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan
berkembang. Oleh karena itu , janganlah kita yang awam akan ilmu matematika ini
beranggapan bahwa matimatika itu sulit , menakutkan , kurang bermanfaat dan
lain sebagainya. Jadikanlah matematika itu ilmu yang paling berguna dari semua
bidang ilmu yang ada. Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu
Matematika adalah gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/hakikat-pembelajaran-ipa.html
diakses pada 03 Nopember 2011
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html
diakses pada 03 Nopember 2011
Masnur Muslich. (2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara
Muhammad Joko Susilo. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan:
Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja
Rasdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar